Jumat, 27 Juli 2012

Takt Time dan Cycle Time

Takt Time adalah : waktu yang tersedia untuk memproduksi suatu barang atau jasa dibagi dengan jumlah barang atau jasa yang diminta pelanggan dalam kurun waktu tersebut.


Contoh:

Seorang dokter praktek jam 8.00 a.m. - 10.00 a.m.  Selama 2 jam tersebut dia menerima 10 pasien. 

Maka takt time nya adalah:

2 jam (120 menit) / 10 = 12 menit per pasien

Pada hari lain, dokter tersebut menerima 15 pasien dalam 2 jam. 

Maka takt time nya adalah:
2 jam (120 menit) / 15 = 8 menit per pasien

Apa manfaat Takt Time?

Dari dua contoh di atas, kita dapat memahami beberapa hal berikut:
  1. Takt time adalah waktu yang diminta oleh pelanggan / pasien untuk menghasilkan satu produk / jasa. Karena diminta pelanggan, maka waktunya pun tidak tetap. Takt time akan bertambah singkat jika jumlah pelanggan makin banyak; dan sebaliknya bertambah lambat jika pelanggan makin sedikit. Hal ini berbeda dengan cycle time, yang didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu barang/jasa tertentu. Cycle time ini jika dilakukan dengan baik, relatif tidak akan berubah.
  2. Jika kita tidak dapat memenuhi takt time, maka akan terjadi masalah antrian, keterlambatan, kemacetan, atau lebih parah lagi tidak semua pelanggan dapat dilayani. Hal ini perlu dipahami dengan baik. Cycle time yang kita miliki jangan sampai lebih lambat dari takt time. Kita dikatakan tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan jika cycle time yang kita miliki lebih lambat dari takt time. Atau dengan kata lain, kemampuan kita menyediakan barang / jasa lebih lambat daripada waktu yang diminta oleh pelanggan.
  3. Perhitungan takt time dapat dipakai untuk merencanakan penyediaan produk / jasa secara berkesinambungan, lancar, tanpa hambatan. Contoh penerapan: seorang dokter mempunyai cycle time 10 menit untuk memeriksa satu pasien. Jika takt time pasien adalah 12 menit, maka dokter itu dapat melayani setiap pasiennya dengan lancar. Tapi, ketika takt time pasien berubah menjadi 8 menit, maka dokter itu akan mendapat masalah dalam hal waktu pelayanan. Upaya yang paling baik untuk mengatasi itu adalah dengan menerapkan konsep Heijunka (leveling) seperti yag sudah saya bahas pada posting sebelumnya. Mengatasi masalah ini dengan mempercepat cycle time tidak disarankan, karena akan menimbulkan masalah keselamatan dan kepuasan pelanggan / pasien.
  4. Takt time dapat menghindarkan kita dari pemborosan akibat produksi yang berlebihan, dengan cara memproduksi barang / jasa sesuai dengan permintaan pelanggan. Memproduksi barang / jasa tanpa ada permintaan pelanggan adalah pemborosan. Oleh karena itu, takt time ini sangat berguna untuk menentukan secara tepat apakah kita telah memproduksi barang / jasa sesuai permintaan pelanggan. Caranya dengan membandingkan antara takt time dengan cycle time. Jika takt timenya lebih cepat dibandingkan cycle time, maka sudah waktunya kita menambah sumber daya. Tapi jika takt timenya masih lebih lambat dari cycle time, tidak ada alasan bagi kita untuk menambah sumber daya. Bahkan, jika takt timenya jauh lebih lama dibandingkan cycle time, perlu dilakukan evaluasi untuk mengurangi sumber daya yang ada.
  5. Takt time mendorong kita membangun sistim dan cara bekerja yang terstandar, sehingga meningkatkan mutu dan efisiensi. Agar konsep takt time ini bermanfaat, kita perlu melakukan standardisasi kerja, sehingga menghasilkan cycle time yang terstandar. Jika cycle time terstandar, kita dapat membandingkannya dengan takt time. Dengan cara itulah kita dapat membangun sistim produksi yang berkesinambungan, bermutu, dan efisien. Jika cycle time nya tidak terstandar, konsep takt time tidak akan bekerja. Sebab, tidak ada yang bisa dijadikan patokan.
  6. Memungkinkan kita menetapkan target waktu yang tepat untuk produksi dengan cara memberikan gambaran yang jelas bagi staf pelaksana tentang waktu yang harus dicapai oleh mereka untuk menghasilkan suatu produk / jasa. Dengan menggunakan takt time dan cycle time, kita dapat melakukan perencanaan produksi dengan baik. Kita dapat mengatur sumber daya yang ada untuk melakukan produksi barang / jasa sesuai permintaan pelanggan. Hasil dari semua itu adalah target waktu yang tepat dengan tetap menjaga mutu dan efisiensi.
  7. Memudahkan kita menetapkan berbagai kemungkinan skenario produksi yang berubah-ubah sesuai permintaan pelanggan. Dengan takt time dan cycle time, kita bisa membuat berbagai skenario produksi sesuai permintaan pelanggan. Kita dapat merencanakan berapa banyak sumber daya yang diperlukan secara spesifik dalam setiap kondisi permintaan pelanggan yang berbeda-beda.
  8. Cycle Time dan Takt Time dapat dipakai untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja.  Cycle time dibagi takt time sama dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan saat itu. Contoh: Farmasi RS saat shift pagi menerima 100 lembar resep. Maka takt time nya adalah: 7 jam (420) menit dibagi 100, sama dengan 4.2.  Jika Cycle time satu lembar resep adalah 6 menit, maka kebutuhan tenaga adalah 6 dibagi 4.2. Sama dengan  1.4.  Berarti kebutuhan tenaga adalah 2 orang (1.4 dibulatkan ke atas.  Dan harus selalu dibulatkan ke atas).

8 komentar:

  1. artikel ini sangat membantu :-bd

    keep sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.

      Hapus
  2. Semangat Pagi dok,
    Artikel yang menarik; mungkin dokter berminat dengan program ini http://pqm.co.id/uncategorized/kaizen-experience-in-the-real-place/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear pak Noer, terima kasih atas kunjungan dan komentar yang bapak berikan.

      Hapus
  3. Terimakasih, Postingan bapak sangat berguna bagi saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda

      Hapus
  4. Terimakasih untuk artikel nya om Tufik Santoso
    di tunggu lagi untuk artikel yang lain.
    Mungkin bisa di sampaikan untuk cara penghitungan cycle time nya om...
    terimakasih

    BalasHapus
  5. Keren dok, ditunggu artikel lain yang membangun mindset Improvement bagi pembaca

    BalasHapus