Rabu, 26 November 2014

Kejadian Sentinel: Seorang Nenek Tewas Setelah Diberi Obat yang Salah

Kasus :

KBR - Seorang nenek di Bristol, Inggris tewas setelah diberi obat yang salah oleh apoteker. Dawn Britton (62 tahun) sebenarnya terbiasa meminum pil untuk penyakit Crohn atau peradangan pada saluran cerna yang ia derita. Namun seorang apoteker keliru memberi tablet yang berbeda, yang seharusnya untuk penderita diabetes.

Karena ukuran dan warna pil yang sama, Britton pun tidak bisa membedakan pil yang biasa ia minium dengan pil yang ia terima dari apoteker. Setelah ia meminum pil itu beberapa minggu, ia koma dan meninggal sebulan kemudian di rumah sakit.

Kini, anak Britton berniat menuntut Farmasi Jhoots yang memberikan resep yang salah pada Agustus tahun lalu.

“Kami diberitahu (mereka) bahwa penuntutan itu tidak berkaitan dengan kepentingan publik. Tapi bagaimana bisa orang dibiarkan saja setelah membunuh ibu kami” ujar Lee (41 tahun) , anak Dawn Britton.

Rabu, 19 November 2014

Clinical Practice Guidelines, Clinical Pathways, Clinical Protocols

Standar akreditasi RS 2012 PMKP 2.1 Elemen penilaian 1/ JCI QPS 2.1 ME.1 mensyaratkan bahwa setiap tahun pimpinan menentukan paling sedikit 5 (lima) area prioritas dengan fokus penggunaan pedoman klinis, clinical pathways dan/atau protokol klinis. Berdasarkan standar itu, maka setiap tahun rumah sakit harus membuat 5 macam dokumen berupa pedoman klinis, clinical pathways, dan atau protokol klinis. 

Untuk menjamin hal itu terlaksana, kita harus melibatkan klinisi. Yang paling baik adalah jika 5 macam dokumen itu dibuat langsung oleh para klinisi melalui komite medik dan masing-masing kelompok staf medis fungsional. Dengan cara itulah maka kita dapat lebih memiliki keyakinan bahwa dokumen itu nantinya akan dilaksanakan oleh masing-masing klinisi. 

Namun, sering terjadi para klinisi tidak dapat membuatnya, dengan berbagai kendala yang ada. Jika hal itu terjadi, kita masih dapat menggunakan cara lain, yaitu membantu mereka (para klinisi) membuatkan 5 macam dokumen itu. Setelah kita buatkan, kita minta komite medik dan masing-masing SMF terkait untuk memeriksa dan memberi persetujuan. Jika cara ini dapat dilakukan, kita pun dapat berharap nantinya 5 macam dokumen itu dapat dilaksanakan, karena sudah disetujui oleh masing-masing SMF. Diluar kedua cara di atas, kemungkinan keberhasilan pelaksanaannya akan jauh lebih kecil.

Agar kita dapat membuat 5 macam dokumen itu dengan baik, harus ada referensi yang dapat dipertanggungjawabkan mutunya. Nah, dibawah ini ada beberapa sumber yang dapat kita jadikan rujukan untuk membuat 5 macam dokumen tersebut:

Minggu, 12 Oktober 2014

PBB: Kesalahan Vaksin Membunuh Anak Suriah

Kasus:

PBB telah mengakui 15 anak Suriah tewas setelah mitra LSM mereka keliru memberi obat yang salah dalam program vaksinasi campak. Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB, mengatakan pada Rabu bahwa relaksan otot diberikan kepada anak-anak dan bayi pertengahan September di bagian yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah. "Apa yang terjadi dengan vaksin adalah tragedi nyata, itu merupakan "human error" yang mendasar, '' kata Dujarric. 

Sebuah laporan oleh Organisasi Kesehatan Dunia bulan lalu mengatakan relaksan otot itu disimpan di lemari yang sama dengan zat yang digunakan untuk mencairkan vaksin campak. Dikatakan orang atau kelompok yang bertanggung jawab untuk hal itu tidak diketahui. 

Minggu, 14 September 2014

Lean Thinking Rekam Medis

Unit medical record mempunyai peran yang luas di rumah sakit. Banyak sekali aktifitas yang terkait dengannya. Karena banyaknya aktifitas itulah pengelolaannya menjadi sangat penting.  Jika tidak dikelola dengan baik, unit medical record dapat menjadi sumber masalah yang makin lama makin besar, dan makin mengganggu kinerja rumah sakit secara keseluruhan.  

Beberapa masalah yang sering terjadi di unit medical record diantaranya adalah: 
  • Waktu tunggu yang lama dari berkas medical record untuk sampai di poliklinik. 
  • Berkas medical record tidak ditemukan. 
  • Berkas medical record tercecer di berbagai tempat.
  • Tempat penyimpanan berkas penuh.
  • Waktu tunggu yang lama untuk penyelesaian dokumen (seperti: surat keterangan lahir, resume medis, administrasi asuransi, dan lain-lain).
  • Kekurangan tenaga kerja.
  • Dan lain-lain.  
Salah satu solusi untuk mengatasi hal itu adalah dengan menerapkan electronic medical record.  Namun, solusi itu di Indonesia belum merupakan solusi yang terpilih, karena masih banyaknya masalah yang terkait dengan penerapannya.  Oleh karena itu, kita memerlukan solusi lain yang efektif.  Salah satu yang dapat kita terapkan adalah menerapkan konsep Lean Thinking di unit medical record.  Contoh penerapan konsep tersebut dapat dilihat pada video slide di bawah ini:

Jika tampilan video di atas kurang jelas, anda dapat melihat video yang sama disini.

Kamis, 07 Agustus 2014

Sejarah Metodologi Mutu

  • Kembali ke zaman kuno, terutama ke Cina, India, Yunani dan Kekaisaran Romawi: pengrajin terampil. 
  • Jaman kekhalifahan Islam, melanjutkan dan mengembangkan apa yang telah dicapai peradaban sebelumnya.
  • Revolusi Industri (abad ke-18): kebutuhan akan produk yang lebih konsisten yang diproduksi secara massal dan diperlukan untuk dipertukarkan. Munculnya inspeksi setelah produk selesai dibuat, dan departemen mutu yang terpisah. 
  • Ilmu metodologi mutu modern dimulai oleh R.A. Fisher, yang menyempurnakan jalan pintas ilmiah untuk merubah sejumlah besar data menjadi titik-titik penting hubungan sebab akibat untuk mempercepat pengembangan metode bercocok tanam.

Senin, 04 Agustus 2014

Pengantar Mutu / Introduction to Quality

DEFINISI MUTU

Banyak ahli yang telah mendefinisikan mutu. Di bawah ini adalah beberapa diantaranya:
  • Feigenbaum (1983): Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk (barang dan jasa), di mana produk yang digunakan akan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. 
  • American Society of Quality Control (ASQC) dan American National Standard Institute (ANSI): Mutu adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk (barang dan jasa) yang mengandalkan pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan. 
  • ISO 9000: 2000: Mutu adalah suatu derajat dimana seperangkat karakteristik yang melekat memenuhi persyaratan. 
  • Joseph M. Juran: Mutu adalah kesesuaian untuk penggunaan atau tujuan. 
  • Philips B Crosby: Mutu adalah kesesuaian dengan persyaratan.

Kamis, 24 Juli 2014

Standar JCI Edisi Kelima / JCI 5th Edition Standards

Standar akreditasi JCI untuk rumah sakit edisi kelima sudah terbit pada bulan April 2014. Edisi kelima ini otomatis menggantikan edisi keempat (di Indonesia lebih dikenal dengan nama Standar Akreditasi RS tahun 2012) yang sudah habis masa berlakunya. Ada banyak perubahan pada edisi kelima ini. Secara umum, semua perubahan-perubahan yang signifikan tercantum dalam sebuah tabel di awal setiap bab di mana standar tersebut berada (dibandingkan dengan standar edisi keempat). Jika standar tidak tercantum dalam tabel, berarti tidak berbeda dari standar edisi keempat. Perubahan diklasifikasikan dalam empat hal:
  • Tidak ada perubahan penting – Perubahan kalimat yang dibuat untuk kepentingan kejelasan, tetapi persyaratan dalam standar tidak berubah.
  • Penomoran ulang - Standar pindah dari tempat yang berbeda dalam bab yang sama atau bab lain, dan oleh karena itu, diberi penomoran ulang.
  • Perubahan persyaratan – Perubahan pada satu atau lebih elemen penilaian (EP), yang akan mengubah cara rumah sakit dievaluasi. 
  • Standar baru - Persyaratan baru yang tidak ada pada standar edisi keempat. 

Minggu, 15 Juni 2014

Kejadian Sentinel: Penculikan Bayi di Rumah Sakit

Kasus:

TEMPO.CO, Bandung - Pelaku penculikan bayi di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung, pada Selasa malam, 25 Maret 2014, mengenakan jas dokter berwarna putih. Menurut orang tua bayi, Tony Manurung, 26 tahun, penculik sempat menyatakan bayinya harus dirawat.

"Pelakunya wanita hitam manis, matanya agak sipit, tingginya sekitar 165 sentimeter, agak gemuk," kata Toni ketika menggelar jumpa pers di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Rabu, 26 Maret 2014.

Sewaktu kejadian, kata Toni, penculik mengenakan jas dokter, kacamata dengan lensa bening dan bingkai hitam, kerudung, serta rok jins yang panjang dan berenda. "Dia mengaku dokter bagian administrasi." 

Penculikan ini terjadi setelah istrinya, Lasmaria Manulang, 23 tahun, melahirkan bayi perempuan di ruang bersalin kelas III, Alamanda, di RS Hasan Sadikin pada Selasa pagi, 25 Maret 2014, sekitar pukul 09.30 WIB. "Setengah jam sebelum melahirkan, istri saya sempat melihat pelaku mondar-mandir di dekat ruang bersalin. Tapi waktu itu istri saya tidak curiga," kata Toni. 

Beberapa saat setelah melahirkan anak keduanya itu, Lasmaria sempat dikunjungi perempuan tersebut. Waktu itu perempuan tersebut sempat menanyakan kondisi Lasmaria. Menjelang sore, Lasmaria dan bayinya dipindahkan ke ruang perawatan Alamanda. Sekitar pukul 16.00, perempuan itu kembali mengunjungi Lasmaria. Dia kembali menanyakan kondisi kesehatan Lasmaria. Lalu, sekitar pukul 19.15, perempuan itu lagi-lagi datang.

Dia menanyakan waktu kepulangan Lasmaria. Waktu itu Tony mengatakan bahwa dia, istri, bayi mereka akan pulang esok."Dia juga meminta KTP saya, tapi dibalikin. Dan saya melihat perubahan raut muka perempuan itu, seperti kecewa," kata Toni.

Lalu perempuan yang disangka dokter oleh pasangan suami-istri itu kembali bertanya-tanya kepada Lasmira yang saat itu sedang tiduran. "Pelaku bertanya ke istri saya, masih mules enggak? Masih menahan kencing? Dia (pelaku) bilang kencing aja, jangan ditahan," kata Toni.

Perempuan itu kemudian meminta Toni mengantar Lasmira ke kamar mandi untuk membersihkan noda darah yang masih menempel pada kaki istrinya tersebut. "Dia memegang bayi dan bilang mau dia bawa ke ruang perawatan bayi. Karena kami menyangka dia dokter, kami menurut saja (meninggalkan bayi) terus saya antar istri ke kamar mandi," ujar Toni.

Setelah keluar dari kamar mandi, Toni melihat bayinya sudah tidak ada di tempat tidur. "Saat itu saya belum curiga. Lalu saya lapor perawat magang karena selimut bayi tertinggal di kasur."

Mendapat laporan itu, perawat magang bingung karena petugas dari ruang bayi tidak pernah menyuruh orang mengambil bayi Toni. Perawat itu kemudian panik dan melapor ke petugas keamanan, yang langsung mengecek rekaman CCTV. Saat itulah Tony baru sadar bahwa bayinya diculik.(ERICK P. HARDI)

Kamis, 05 Juni 2014

Kejadian Sentinel: Bayi Tertukar di Rumah Sakit

Kasus:

Merdeka.com - Terjadi ketegangan di ruang persalinan rumah sakit Dok II Jayapura antara keluarga seorang ibu yang baru melahirkan dengan pihak rumah sakit, Oktober 2013 di Jayapura. Keluarga pasien, tidak terima setelah mengetahui bayi yang baru dilahirkan oleh Agustina menggunakan gelang identitas dengan nama ibu yang berbeda. Hal ini baru diketahui, setelah sang ibu membawa bayinya pulang ke rumah.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura, Papua, Yerry Mzen mengakui insiden tertukarnya gelang identitas seorang bayi yang baru dilahirkan Oktober tahun lalu akibat kelalaian perawat yang bertugas.

Menurut Yerry, tidak ada kejadian bayi tertukar, melainkan tanda pengenal bayi yang salah dipakaikan oleh perawat. Hal itu terjadi karena jumlah tenaga perawat yang berjaga di ruangan persalinan dan bayi hanya tiga orang. Sementara bayi yang dilahirkan sepanjang hari ada 8 bayi.

Selasa, 03 Juni 2014

Kejadian Sentinel / Sentinel Event

Standar akreditasi RS 2012 PMKP.6 EP.1 / JCI QPS.6 ME.1 mensyaratkan agar pemimpin rumah sakit menetapkan definisi kejadian sentinel yang meliputi paling sedikit a) sampai d) yang dimuat di Maksud dan Tujuan. Salah satu yang dapat kita jadikan referensi adalah definisi dari Joint Commission International (JCI) tentang sentinel event, yaitu: “Suatu kejadian tak diharapkan yang menyebabkan kematian atau cedera fisik atau psikologis serius, atau resiko daripadanya. Termasuk di dalamnya (tetapi tidak terbatas pada): kematian yang tidak dapat diantisipasi dan tidak berhubungan dengan penyebab alami dari penyakit pasien atau kondisi medis dasar pasien (contoh: bunuh diri); kehilangan permanen yang besar dari fungsi yang tidak berhubungan dengan penyakit dasar pasien; pembedahan yang salah lokasi, salah prosedur, salah pasien; penculikan bayi atau bayi yang dibawa pulang oleh orang tua yang salah”.

Minggu, 25 Mei 2014

Budaya Tidak Menyalahkan / No Blame Culture

Pada posting sebelumnya sudah kita bahas mengenai Sistim Pelaporan Insiden.  Sistim ini sangat bermanfaat bagi rumah sakit.  Jika rumah sakit kita dapat menerapkannya, maka makin lama makin banyak permasalahan dapat diselesaikan.  Dengan demikian, mutu rumah sakit pun makin lama akan makin meningkat.

Sabtu, 24 Mei 2014

Sistim Pelaporan Insiden / Incident Reporting System

Pada standar akreditasi RS 2012 bab PMKP / JCI QPS, banyak dicantumkan hal-hal yang menyangkut insiden. Standar-standar tersebut adalah:
  • PMKP.3.1 elemen penilaian 1: Pimpinan klinis menetapkan indikator kunci untuk setiap area klinis yang disebut di 1) sampai 11) di Maksud dan Tujuan. Lihat nomor 6 : kesalahan pengobatan (medication error) dan kejadian nyaris cedera (near misses)
  • PMKP.3.3 elemen penilaian 1: Pimpinan manajerial dan klinis menetapkan indikator kunci untuk menilai setiap Sasaran Keselamatan Pasien.
  • PMKP.6 Rumah sakit menggunakan proses untuk melakukan identifikasi dan pengelolaan kejadian sentinel.
  • PMKP.7 Dilakukan analisis jika data menunjukkan adanya variasi dan kecenderungan dari KTD
  • PMKP.8 Rumah sakit menetapkan proses untuk melakukan identifikasi dan analisis KNC
  • PMKP.11 Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi KTD yang tidak diharapkan terjadi dan mengurangi risiko terhadap keselamatan pasien dan staf. 

Sabtu, 17 Mei 2014

Cara Mudah Membuat Dokumen Akreditasi RS 2012

Mengingat begitu banyaknya pertanyaan tentang dokumen akreditasi RS 2012, disertai dengan berbagai kebingungan berkaitan dengannya, maka pada posting kali ini saya akan membahas cara mudah dan efektif membuat dokumen akreditasi RS 2012. Mari kita mulai.


Bahan yang dibutuhkan

Untuk bahan baku, kita membutuhkan:
  • Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi
  • Standar Akreditasi RS 2012
  • Koneksi internet untuk mencari referensi

Langkah 1: Pahami Standar

Untuk membuat dokumen akreditasi RS 2012, kita harus memahami standar akreditasi RS 2012 secara menyeluruh. Perlu kita pahami, kebanyakan susunan standar akreditasi RS 2012 menggunakan sistimatika induktif. Artinya dari umum ke khusus. Jadi, kita jangan hanya terpaku dan berhenti pada pembahasan satu elemen penilaian atau standar saja. Lanjutkan saja terus ke elemen penilaian atau standar berikutnya, karena pada elemen penilaian atau standar berikutnya akan dijelaskan secara khusus apa yang diminta. Untuk pembuatan dokumen ini, saya akan menjadikan bab MFK sebagai contoh. Oleh karena itu, mari kita sama-sama membuka dan membaca standar MFK satu demi satu.

Jumat, 02 Mei 2014

Ergonomy

Dalam sebuah publikasi mengenai kejadian low back pain (nyeri punggung bawah) di kalangan pekerja rumah sakit yang dikeluarkan oleh ‘Journal of Advanced Nursing’ pada tahun 2008, didapatkan hasil sebagai berikut:
  • Sebagian besar responden (65.8%) mengalami nyeri punggung bawah.
  • 61.3% diantaranya terjadi dalam 12 bulan terakhir. 
  • Prevalensi tertinggi terjadi pada perawat (77.1%). 
  • Prevalensi terendah terjadi pada sekretaris (54.1%) dan pekarya (53.5%). 
  • Dalam sebagian besar kasus (78.3%), nyeri punggung bawah dimulai setelah responden bekerja di rumah sakit.
  • Dari 33.3% responden yang mencari perawatan medis untuk nyeri punggung bawah yang sedang, 53.8% diantaranya didiagnosis dengan hernia nucleus pulposus (HNP).
Hasil penelitian itu tentu saja perlu diketahui oleh seluruh staf rumah sakit. Ternyata pekerja rumah sakit berisiko tinggi menderita penyakit hernia nucleus pulposus (HNP). Hal ini perlu dianggap penting, karena HNP dapat menimbulkan gangguan kesehatan serius disertai penurunan yang berarti bagi produktifitas dan kualitas hidup penderitanya.

Sabtu, 19 April 2014

Six Sigma

Sigma adalah huruf Yunani yang menjadi simbol untuk standar deviasi. Standar deviasi adalah salah satu ukuran penting untuk variasi. Variasi memiliki arti bahwa suatu proses tidak selalu menghasilkan output yang sama setiap waktu. Variasi akan terjadi pada setiap proses, apapun prosesnya. Mengapa variasi perlu diukur? Ya, karena variasi sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan kepuasan pelanggan. Makin banyak variasi, makin banyak ketidakpastian. Makin banyak ketidakpastian, makin besar ketidakpuasan pelanggan. Inilah pentingnya variasi. Variasi tidak disukai, tetapi pasti terjadi.

Sabtu, 05 April 2014

Prinsip Pareto / Pareto’s Principle

Pada tahun 1906, Vilfredo Federico Damaso Pareto seorang ahli ekonomi Italia menciptakan rumus matematika untuk menggambarkan ketimpangan distribusi kekayaan di negaranya. Ia mengamati bahwa dua puluh persen orang di negaranya menguasai delapan puluh persen kekayaan negara. Inilah yang akhirnya dikenal sebagai aturan 80/20 Pareto, hukum Pareto, atau prinsip Pareto. Setelah Pareto menciptakan formula ini, banyak ahli lain menemukan hal yang serupa di bidang keahlian masing-masing. Sehingga akhirnya mereka berkesimpulan bahwa prinsip Pareto ini berlaku universal. 

Selasa, 25 Maret 2014

Perencanaan Pulang / Discharge Planning

Pembahasan mengenai discharge planning dari perspektif Lean Thinking pernah saya bahas sebelumnya disini. Namun kali ini saya akan membahasnya dari perspektif standar akreditasi RS 2012 / JCI. 

Standar akreditasi RS 2012 AP.1.11 dan APK.3 / JCI AOP.1.11 dan ACC .3 elemen penilaian 2 dan 3 mensyaratkan agar rumah sakit:
  1. Mempunyai asesmen awal yang mencakup penentuan dibutuhkan atau tidaknya perencanaan pulang. 
  2. Mempunyai suatu proses untuk mengidentifikasi pasien yang mana perencanaan pemulangan dirinya adalah sangat penting.
  3. Perencanaan pemulangan bagi pasien ini dimulai segera setelah pasien diterima sebagai pasien rawat Inap.
  4. Kesiapan pasien untuk pulang harus memenuhi kriteria yang relevan atau adanya indikasi yang memastikan keselamatan pasien.

Senin, 24 Maret 2014

Salah Hasil Ekspertise Radiologi

Kasus 1: 
Hasil USG Abdomen atas nama Tn. Anas tertulis Uterus Ukuran normal, tak tampak massa.

Kasus 2: 
Hasil USG Abdomen Ny. Inas tertulis kandung empedu ukuran normal, tak tampak batu; sementara pasien sudah operasi pengangkatan kandung empedu.

Kasus 3:

Selasa, 18 Maret 2014

Manajemen Dokter Ruangan

Salah satu komponen penting sistim pelayanan rumah sakit adalah dokter ruangan. Dokter ruangan adalah dokter umum yang bertugas di ruangan melayani pasien. Fungsi dokter ruangan sangat penting. Mereka merupakan garda terdepan pelayanan medis di ruangan. Makin besar rumah sakit, makin penting peran mereka, mengingat banyaknya pasien yang dirawat dengan segala permasalahannya.

Sabtu, 15 Maret 2014

Persetujuan Umum / General Consent

Standar akreditasi RS 2012 HPK.6.3 / JCI PFR.6.3 mensyaratkan jika rumah sakit menerapkan persetujuan umum, harus jelas ruang lingkup dan batasannya. Banyak rumah sakit menerapkan persetujuan umum pada saat pasien masuk rawat inap atau saat pasien mendaftar untuk pertama kali sebagai pasien rawat jalan. Jika hal itu juga diterapkan di rumah sakit anda, maka harus dijelaskan batasan dan ruang lingkupnya.

Kamis, 13 Maret 2014

Tinjauan Rekam Medis / Medical Record Review

Standar akreditasi RS 2012 MKI.19.4 / JCI MCI.19.4 mensyaratkan agar rumah sakit melakukan tinjauan rekam medis secara teratur sebagai bagian dari aktifitas peningkatan kinerja. Rekam medis yang baik dan terisi lengkap merupakan cermin dari baiknya mutu rumah sakit dari sisi keselamatan pasien dan aspek legal.

Senin, 10 Maret 2014

Resume Medis Rawat Jalan / Summary List

Standar akreditasi 2012 APK.3.3 / JCI ACC.3.3 mensyaratkan agar rumah sakit mempunyai resume medis rawat jalan pada rekam medis untuk pasien yang menjalani rawat jalan berkelanjutan. Resume medis tersebut berisi:

Minggu, 09 Maret 2014

Survey Kepuasan Pasien dan Keluarga / Patient and Family Satisfaction Survey

Standar akreditasi RS 2012 PMKP.3.2 / JCI QPS.3.2 mensyaratkan agar rumah sakit mengukur harapan dan kepuasan pasien dan keluarga, dan menjadikannya salah satu indikator mutu manajerial. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan survey kepuasan pasien dan keluarga.

Sabtu, 08 Maret 2014

Survey Kepuasan Karyawan / Staff Satisfaction Survey

Standar akreditasi RS 2012 PMKP.3.2 / JCI QPS.3.2 mensyaratkan agar rumah sakit mengukur harapan dan kepuasan karyawan, dan menjadikannya salah satu indikator mutu manajerial. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan survey kepuasan karyawan. Namun, tidak seperti indikator yang lain, survey ini cukup dilakukan setahun sekali.

Senin, 03 Maret 2014

Review dan Verifikasi Obat / Medication Review and Verification

Standar akreditasi 2012 bab MPO / JCI chapter MMU memberi perhatian khusus pada proses penggunaan obat. Perhatian khusus itu berupa: 
  1. Review / tinjauan sebelum penyiapan obat (MMU.5.1).
  2. Verifikasi sebelum pemberian obat (MMU.6.1). 
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:

Sabtu, 22 Februari 2014

Hak dan Kewajiban Pasien / Patient Rights and Responsibilities

Standar akreditasi RS 2012 HPK.5 / JCI PFR.5 mensyaratkan agar rumah sakit:
  • Memberikan informasi secara tertulis kepada pasien mengenai hak dan kewajibannya. 
  • Memasang informasi tentang hak dan kewajiban pasien di area-area pasien. 
  • Mempunyai suatu cara untuk memberitahu pasien tentang hak dan kewajiban mereka jika komunikasi secara tertulis tidak lagi efektif atau sesuai.

Kamis, 20 Februari 2014

Skrining, Triage, dan Asesmen / Screening, Triage, and Assessment

Di dalam standar akreditasi RS 2012 / JCI, kata-kata skrining, triage, dan asesmen sering disebut. Seringnya penyebutan kata-kata itu menandakan bahwa kata-kata itu penting.  Oleh karena itu, kita harus dapat memahaminya dengan benar, agar dapat diimplementasikan dengan baik.

Kamis, 30 Januari 2014

Informed Consent / Persetujuan Tindakan Medis

Standar akreditasi RS 2012 HPK.6 / JCI PFR.6 mensyaratkan agar rumah sakit melakukan Informed Consent sebelum melakukan tindakan dan atau prosedur tertentu. Informed Consent sangat penting untuk dipahami, karena menyangkut hak pasien yang paling asasi. Juga aspek legal yang terkait dengannya.  Tanpa Informed Consent, pihak rumah sakit atau dokter tidak boleh melakukan suatu tindakan atau prosedur kepada pasien.