Selasa, 25 Maret 2014

Perencanaan Pulang / Discharge Planning

Pembahasan mengenai discharge planning dari perspektif Lean Thinking pernah saya bahas sebelumnya disini. Namun kali ini saya akan membahasnya dari perspektif standar akreditasi RS 2012 / JCI. 

Standar akreditasi RS 2012 AP.1.11 dan APK.3 / JCI AOP.1.11 dan ACC .3 elemen penilaian 2 dan 3 mensyaratkan agar rumah sakit:
  1. Mempunyai asesmen awal yang mencakup penentuan dibutuhkan atau tidaknya perencanaan pulang. 
  2. Mempunyai suatu proses untuk mengidentifikasi pasien yang mana perencanaan pemulangan dirinya adalah sangat penting.
  3. Perencanaan pemulangan bagi pasien ini dimulai segera setelah pasien diterima sebagai pasien rawat Inap.
  4. Kesiapan pasien untuk pulang harus memenuhi kriteria yang relevan atau adanya indikasi yang memastikan keselamatan pasien.
Untuk memenuhi standar tersebut, rumah sakit perlu membuat:
  1. Skrining kebutuhan perencanaan pulang yang khusus, yang dimasukkan ke dalam formulir asesmen awal.
  2. Formulir perencanaan pulang yang memuat kriteria yang memastikan keselamatan pasien. 
Skrining perencanaan pulang yang ditambahkan ke dalam formulir asesmen awal dapat berupa kriteria sebagai berikut: 
  1. Usia lanjut (60 tahun atau lebih). 
  2. Hambatan mobilisasi. 
  3. Membutuhkan pelayanan medis dan perawatan berkelanjutan. 
  4. Tergantung dengan orang lain dalam aktifitas harian. 
Jika satu saja dari kriteria tersebut terpenuhi, maka pasien dimasukkan ke dalam kelompok pasien yang perencanaan pulangnya khusus. Selanjutnya, pemulangannya harus direncanakan sebaik-baiknya. 

Anda dapat menggunakan formulir perencanaan pulang untuk membantu anda membuat perencanaan kepulangan untuk pasien-pasien tersebut. Formulir ini sebaiknya diisi dan dilengkapi minimal sehari sebelum pasien direncanakan pulang. Contoh formulir dapat anda lihat disini.

3 komentar:

  1. Selamat sore dr. Taufik saya anggota Tim AP di RS. Stella Maris Makassar,.. apakah perlu dilakukan pengisian discharge planning sedangkan sebelumnya sdh tercantum didalam asesmen awal pasien.
    Terima Kasih

    BalasHapus
  2. Selamat sore dr. Taufik, saya nana dari RS. Husada Utama, mohon contoh kebijakan komunikasi efektif secara keseluruhan, sementara ini yang saya lihat di website dokter hanya ada tentang komunikasi efektif untuk perintah lisan/per telepon, untuk komunikasi efektif yang terkait dengan standar MKI tentang komunikasi antar departemen apakah dokter mempunyai contohnya? terimakasih sebelumnya dokter. Alamat email saya : femme.amethys@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Nana, komunikasi secara keseluruhan sudah pasti dilakukan dengan mekanisme rapat. Tak perlu kebijakan. Anda tinggal menginventarisir seluruh rapat di rumah sakit anda, mulai dari level tertinggi sampai terendah, terima kasih.

      Hapus