Namun demikian, jika tidak dikelola dengan baik, dokter ruangan tidak akan berfungsi maksimal. Perannya akan menjadi “canggung” di tengah-tengah antara perawat ruangan dan dokter spesialis. Keterampilan praktis mereka sering kalah dibandingkan perawat senior, sementara pengetahuan medis mereka tentu jauh dibawah dokter spesialis.
Akhirnya posisi mereka sering hanya menjadi “peran pembantu”. Perawat sering mencari mereka hanya untuk menuliskan resep sesuai instruksi dokter spesialis, sementara dokter spesialis sering mengabaikan mereka karena mereka tidak menguasai masalah yang ada pada pasien; baik karena keterbatasan pengetahuan, tidak mengobservasi pasien dengan baik, atau overload akibat rasio antara dokter ruangan dengan jumlah pasien tidak sesuai.
Akibat dari itu, yang paling dirugikan tentu saja pasien. Pasien menjadi tidak tertangani dengan baik. Mengapa? Dokter spesialis hanya “menengok” pasien kurang dari sepuluh menit sehari, perawat terlalu sibuk dengan begitu banyak pekerjaan rutinnya, sementara dokter ruangan kikuk antara memenuhi permintaan perawat lewat telepon, kondisi pasien yang tidak dikuasai sepenuhnya, dan komunikasi dengan dokter spesialis yang tidak lancar. Akhirnya, pasien sering gagal teridentifikasi masalahnya, dan kadang-kadang berujung fatal.
Nah disinilah potensi perbaikan yang dapat dilakukan. Yaitu dokter ruangan berperan sebagai pengidentifikasi risiko atau masalah. Jika dokter ruangan dapat berperan seperti itu, maka pasien dapat segera ditangani sebelum sampai masalahnya berlarut-larut. Hal ini tentu saja perlu ditunjang dengan sistim laporan jaga yang juga menitik beratkan pada pelaporan identifikasi masalah dan tindak lanjutnya. Jika dokter ruangan dapat berfungsi sebagai pengidentifikasi masalah, dan didukung oleh sistim laporan jaga yang mendukung, maka dengan sendirinya masalah pasien dapat tuntas diatasi.
Pertanyaannya adalah, apa saja yang disebut masalah bagi dokter ruangan yang perlu dilaporkan? Dibawah ini ada beberapa daftar masalah yang perlu dilaporkan setiap hari oleh dokter ruangan dalam laporan jaga:
- Pasien dengan indikasi rawat yang tidak jelas
- Pasien tidak memiliki dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
- Pasien dirawat oleh lebih dari dua dokter spesialis
- Pasien belum divisit oleh dokter spesialis
- Dokter spesialis gagal dihubungi lewat telepon untuk melaporkan kondisi pasien
- Pasien dirawat tanpa diagnosa yang jelas
- Pasien dirawat tanpa ada pemeriksaan penunjang
- Pasien dirawat tanpa diberikan terapi yang jelas
- Pemberian terapi terlambat
- Tidak ada kemajuan terapi
- Pasien diberi obat lebih dari 7 macam
- Pasien dirawat lebih dari 7 hari
- Pasien komplain karena satu dan lain hal
- Keadaan umum pasien buruk
- Keadaan umum pasien memburuk
- Pasien meninggal
- Pasien dirujuk
- Pasien pulang atas permintaan sendiri (pulang paksa)
- Pasien kembali masuk rawat dalam waktu 14 hari setelah pulang
- Pasien kembali masuk kamar operasi setelah dioperasi
- Pasien memiliki masalah biaya
- Pasien dilakukan operasi cito
Berdasarkan pengalaman yang ada, pasien-pasien yang teridentifikasi dengan masalah seperti itu, mempunyai potensi lebih besar untuk menimbulkan masalah. Oleh karena itu, dalam laporan jaga, semua hal itu perlu mendapat perhatian lebih, serta dilakukan pemantauan dan tindak lanjut dengan sebaik-baiknya.
Contoh formulir laporan harian dokter ruangan dapat dilihat disini.
Contoh formulir laporan harian dokter ruangan dapat dilihat disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar