Selasa, 05 Januari 2010

Muda / Waste / Pemborosan

Taiichi Ohno, pembangun konsep Toyota Production System, telah mengidentifikasi 7 “muda” (waste / pemborosan dalam bahasa Jepang) dalam proses produksi yang harus dihilangkan. 7 “muda” itu adalah :

1. Transportasi (transportation)
Pemborosan transportasi dapat dihilangkan dengan cara mendekatkan proses yang satu dengan yang lainnya. Contoh : Unit-unit pelayanan di rumah sakit seperti : poliklinik, farmasi, laboratorium, radiologi, kasir ditempatkan di satu area yang terintegrasi dan berdekatan, sehingga pasien tidak perlu berjalan kesana-kemari untuk mendapatkan pelayanan.



2. Gerakan (motion)
Banyaknya kesibukan (gerakan) staf tidak selalu berbanding lurus dengan produktifitas, jika gerakan yang mereka lakukan tidak memberi nilai tambah bagi penyelesaian pekerjaan. Contoh : tata letak ruang kerja yang tidak teratur menyebabkan urutan gerakan kerja yang tidak teratur. Atau pengaturan penempatan barang yang tidak sistematis menyebabkan banyaknya gerakan ekstra untuk menemukan dan mencapai barang tersebut.



3. Waktu menunggu (waiting)
Staf yang tidak bekerja karena belum ada pekerjaan, alat laboratorium yang tidak difungsikan karena tidak ada sampel yang akan dikerjakan, petugas apotik yang tidak bekerja karena tidak ada resep yang datang adalah bentuk pemborosan yang sering terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan cara melakukan penjadwalan pekerjaan dengan baik, sehingga waktu menunggu ini bisa dikurangi. Contoh : Di saat tidak ada resep datang (misalnya pagi hari) staf apotik melakukan aktifitas mengemas obat-obatan dengan jenis dan jumlah yang biasanya terpakai, sehingga pada saat resep banyak berdatangan, obat-obatan tidak perlu dikemas lagi.

4. Proses berlebihan (overprocessing)
Melakukan suatu proses melebihi dari apa yang diperlukan. Contoh : Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes yang melebihi kebutuhan untuk penegakan diagnosa. Hal ini dapat diatasi dengan penerapan “Clinical Pathway”.

5. Persediaan (inventory)
Makin banyak persediaan disimpan, akan makin banyak pemborosan terjadi. Pemborosan itu berupa : nilai persediaan yang diam (tidak produktif), nilai ruang yang harus disediakan untuk menyimpan, beban administrasi pengelolaan, beban kerja untuk proses penerimaan, penyimpanan, pengeluaran kembali, barang yang rusak atau kadaluwarsa selama penyimpanan, dan lain-lain. Upaya yang harus dilakukan adalah meminimalisir nilai persediaan. Contoh : persediaan obat di gudang farmasi diminimalkan. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan operasional, diantisipasi dengan cara meningkatkan frekuensi pemesanan obat dengan volume yang kecil tiap pemesanan.

6. Barang cacat (defect)
Menghasilkan produk cacat jelas merupakan pemborosan, karena segala upaya yang dilakukan untuk memproduksi barang tersebut menjadi sia-sia. Upaya pencegahannya adalah menciptakan sistim dimana cacat produk dapat terdeteksi sejak awal sehingga dapat dikoreksi sebelum produk itu jadi dan sampai ke konsumen. Contoh : Salah pemberian obat kepada pasien. Hal ini dapat dicegah dengan penerapan check-list di setiap proses penyiapan obat.

7. Produksi berlebihan (over production).
Produksi berlebihan merupakan pemborosan karena produk tersebut tidak dapat diserap oleh konsumen. Contoh : membuka ruang rawat baru sementara tidak ada permintaan untuk itu. Akibatnya adalah terjadi pemborosan dari biaya listrik, kebersihan, sterilisasi alat, dan lain-lain.

Cindy Jimmerson dalam bukunya “Value Stream Mapping for Healthcare Made Easy” menambahkan satu jenis “muda” khusus untuk pelayanan kesehatan, yaitu kebingungan (confusion). Hal ini didasari oleh beberapa penelitian dan pengamatan yang panjang yang dia lakukan sendiri atas kondisi kerja petugas kesehatan di rumah sakit. Contoh kebingungan yang sering ditemui mereka adalah : Ketidakjelasan tulisan, ketidakjelasan instruksi dokter, ketidakjelasan informasi, ketidakjelasan apa yang harus dilakukan, ketidakjelasan apa yang akan terjadi kemudian, pekerjaan tulis-menulis yang berlebihan, mencari sesuatu yang tak dapat mereka temukan, dan lain-lain.

8 komentar:

  1. salam..
    oh ya saya tertarik dengan judul posting Anda ttng 7 waste.
    Punya referensi buku, jurnal, dll yang mengulas ttng perhitungan 7 waste tersebut. Misalkan ada info'y saya minta karena di perlukan sekali.
    di infokan lewat email: benymulyandi@gmail.com

    terima kasih sebelumnya.
    GBU

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Mohon maaf blog ini lama sekali saya tinggal. Ya, saya memiliki beberapa referensi untuk postingan tersebut. Masih berminat?

    BalasHapus
  3. makasih bnyk..klo boleh sy minta juga reff untuk materi lean atau tps ini y..sy sedang membangun system di tempat keeja sy,dan sy rasa metode dan materi di sini bgs..bs tlg dikirim reff buku,jurnal,link bahkan simulasi softwarenya klo ada ke rahmatbey@gmail.com..makasih byk..ARO

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear pak Rahmat, contoh referensi sudah dikirim ke alamat email anda. Untuk kelancaran komunikasi selanjutnya, mohon cantumkan organisasi tempat anda bekerja dan posisi anda, terima kasih.

      Hapus
  4. assalamualaikum, saya ilham, mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan apoteker, saya sangat tertarik dengan postingan ini, kira-kira referensinya masih ada atau tidak ?
    seumpama masih ada, kalau bapak berkenan tolong kirimkan referensinya ke email saya, terima kasih banyak.
    email : ilhamniawan7@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam Ilham, silahkan cantumkan nama perguruan tinggi tempat anda kuliah, terima kasih.

      Hapus
  5. Selamat siang pak. Saya mahasiswi UAD yogyakarta yg sedang menliti tentang lean juga. Apakah boleh saya meminta referensinya ?mentarianindya53@gmail.com. terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Referensinya banyak terdapat di internet. Silahkan anda browsing

      Hapus