Minggu, 01 Februari 2015

JCI 5th. Edition : IPSG / SKP

Elemen penilaian Bab IPSG / SKP pada standar JCI edisi kelima mengalami beberapa perubahan dibandingkan standar JCI edisi keempat (di Indonesia, dikenal dengan nama standar akreditasi RS 2012). Perubahan-perubahan tersebut dapat anda lihat pada daftar di bawah ini:

SKP.1

Elemen Penilaian SKP.1 JCI Edisi 4

1
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak termasuk penggunaan nomor kamar atau lokasi pasien.
2
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis (lihat juga AP.5.6, EP 2).
4
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian terapi dan prosedur.
5
Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.

Elemen Penilaian SKP.1 JCI Edisi 5
1
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak termasuk penggunaan nomor kamar atau lokasi pasien.
2
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian terapi dan prosedur.
3
Pasien diidentifikasi sebelum suatu prosedur diagnostik

SKP.2

Elemen Penilaian SKP.2 JCI Edisi 4
1
Perintah lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan yang lengkap dituliskan oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan. (lihat juga MKI.19.2, EP 1)
2
Perintah lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan yang lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan. (lihat juga AP.5.3.1, Maksud dan Tujuan) 
3
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan.
4
Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dan telepon. (lihat juga AP.5.3.1. Maksud dan Tujuan)

Elemen Penilaian SKP.2 JCI Edisi 5
1
Perintah lisan lengkap didokumentasikan dan dibaca ulang oleh penerima dan dikonfirmasi oleh pemberi perintah.
2
Perintah telepon lengkap didokumentasikan dan dibaca ulang oleh penerima dan dikonfirmasi oleh pemberi perintah.
3
Hasil pemeriksaan lengkap didokumentasikan dan dibaca ulang oleh penerima dan dikonfirmasi oleh pemberi hasil.
SKP.2.1
1
Rumah sakit telah menetapkan nilai kritis untuk setiap tipe pemeriksaan diagnostik
2
Rumah sakit telah mengidentifikasi oleh siapa dan kepada siapa hasil kritis dari pemeriksaan diagnostik dilaporkan.
3
Rumah sakit telah mengidentifikasi informasi apa yang didokumentasikan di rekam medis pasien.
SKP.2.2
1
Kandungan informasi kritis yang terstandarisasi dikomunikasikan antar pemberi pelayanan kesehatan ketika serah terima perawatan pasien
2
Formulir, perangkat, dan metode yang terstandarisasi mendukung proses serah terima yang lengkap dan konsisten.
3
Data dari komunikasi serah terima dilacak dan digunakan untuk meningkatkan pendekatan komunikasi serah terima yang selamat.

SKP.3

Elemen Penilaian SKP.3 JCI Edisi 4
1
Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk menangani identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai.
2
Kebijakan dan / atau prosedur diimplementasikan.
3
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperbolehkan oleh kebijakan.
4
Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan dengan suatu cara dimana aksesnya dibatasi.

Elemen Penilaian SKP.3 JCI Edisi 5
1
Rumah sakit memiliki suatu daftar seluruh obat-obatan yang perlu diwaspadai, termasuk obat-obatan NORUM (nama obat rupa ucapan mirip), yang dikembangkan dari data spesifik rumah sakit.
2
Rumah sakit menerapkan strategi untuk meningkatkan keselamatan obat-obatan yang perlu diwaspadai, termasuk penyimpanan, peresepan, penyiapan, pemberian, atau monitoring khusus.
3
Lokasi, pelabelan, dan penyimpanan obat yang perlu diwaspadai, termasuk obat-obatan NORUM, seragam di seluruh rumah sakit.
SKP.3.1
1
Rumah sakit memiliki proses yang mencegah pemberian yang tidak disengaja dari elektrolit konsentrasi tinggi.
2
Elektrolit konsentrasi tinggi hanya ada di unit perawatan pasien jika diidentifikasi sebagai diperlukan secara klinis.
3
Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan di unit perawatan pasien diberi label secara jelas dan disimpan dengan suatu cara yang mempertimbangkan penggunaan yang selamat.

SKP.4

Elemen Penilaian SKP.4 JCI Edisi 4

Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang dimengerti secara jelas untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.

Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan bahwa semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan berfungsi.

Tim bedah yang lengkap mengadakan dan mendokumentasikan prosedur time-out sesaat sebelum memulai prosedur bedah.

Kebijakan dan prosedur dikembangkan yang akan mendukung keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan gigi yang dilakukan di selain kamar operasi.

Elemen Penilaian SKP.4 JCI Edisi 5
1
Rumah sakit menggunakan penandaan yang langsung dikenali untuk identifikasi lokasi pembedahan dan prosedur invasif yang konsisten di seluruh rumah sakit
2
Penandaan lokasi pembedahan dan prosedur invasif dilakukan oleh orang yang melakukan prosedur dan melibatkan pasien dalam proses penandaan.
3
Rumah sakit menggunakan check list atau proses lain untuk mendokumentasikan, sebelum prosedur dilakukan, bahwa informed consent sesuai dengan prosedur; bahwa lokasi yang tepat, prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat diidentifikasi; dan bahwa seluruh dokumen dan teknologi medis yang diperlukan tersedia, tepat, dan berfungsi.
SKP.4.1
1
Seluruh tim bedah melaksanakan dan mendokumentasikan prosedur time-out di area dimana pembedahan / prosedur invasif akan dilakukan, sesaat sebelum memulai suatu pembedaan / prosedur invasif.
2
Komponen time-out meliputi ketepatan identifikasi pasien, ketepatan sisi dan lokasi, persetujuan atas prosedur yang dilakukan, dan konfirmasi bahwa proses verifikasi telah selesai dilakukan.
3
Ketika pembedahan dilakukan, termasuk prosedur gigi dan medis yang dilakukan di tempat selain kamar operasi, rumah sakit menggunakan proses yang seragam untuk memastikan lokasi yang tepat, prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat.

SKP.5

Elemen Penilaian SKP.5 JCI Edisi 4

Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene yang baru diterbitkan dan diterima secara umum.(al. dari WHO Patient Safety).

Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.

Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung pengurangan secara berkelanjutan infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Elemen Penilaian SKP.5 JCI Edisi 5
1
Rumah sakit telah mengadopsi panduan hand hygiene yang dipublikasikan saat ini dan berbasis bukti.
2
Rumah sakit menerapkan suatu program hand hygiene yang efektif di seluruh rumah sakit.
3
Prosedur cuci tangan dan disinfeksi tangan digunakan sesuai dengan panduan hand hygiene di seluruh rumah sakit.

SKP.6

Elemen Penilaian SKP.6 JCI Edisi 4
Rumah sakit menerapkan suatu proses asesmen awal untuk risiko jatuh dan melakukan  asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan, antara lain oleh perubahan kondisi atau pengobatan. (lihat juga AP.1.6, EP 4)
Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang diases berisiko (lihat juga AP.1.6, EP 5)
Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang pengurangan cedera akibat jatuh yang berhasil maupun konsekuensi yang berkaitan dengan sesuatu yang tidak disengaja.
Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari risiko cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit. 

Elemen Penilaian SKP.6 JCI Edisi 5
Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk mengases seluruh pasien rawat inap dan rawat jalan yang kondisi, diagnosis, situasi, atau lokasinya mengidentifikasi mereka sebagai berisiko tinggi untuk jatuh
Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk asesmen awal dan terus-menerus, asesmen ulang, dan intervensi terhadap pasien rawat inap dan rawat jalan yang diidentifikasi sebagai berisiko jatuh berdasarkan kriteria yang terdokumentasi.
Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien yang teridentifikasi, situasi, dan lokasi yang diases berisiko.

Sumber:
  • Joint Commission International Accreditation Standards for Hospitals 5th. Edition

4 komentar:

  1. Selamat siang dr. Taufik...

    Perkenalkan saya Dwi Wahyu D. dari RS. PKU Muhammadiyah Purworejo, saya tergabung di pokja Akreditasi RS bagian SKP. sampai saat ini saya masih mengalami kesulitan.
    Mohon kiranya dokter bersedia untuk membantu untuk memberi semua file yang terkait dengan sasaran keselamatan pasien (SKP).

    email saya : dwiwahyu.dewanti78@gmail.com

    atas bantuannya kami ucapkan terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Dwi, semua dokumen yang anda butuhkan dapat anda peroleh dengan cara mengikuti program pendampingan persiapan akreditasi, terima kasih.

      Hapus
  2. Makasih dokter infonya...

    BalasHapus