Minggu, 31 Maret 2013

Audit Medis / Klinis

Definisi

Suatu proses peningkatan mutu yang mencoba memperbaiki pelayanan pasien dan hasilnya melalui aktifitas tinjauan pelayanan sistimatis dibandingkan dengan kriteria yang jelas dan penerapan perubahan. (Principles for Best Practice in Clinical Audit, NICE 2002)


Lima Langkah Audit Medis
  • Langkah 1: Mempersiapkan Audit
  • Langkah 2: Memilih Kriteria
  • Langkah 3: Mengukur Tingkat Kinerja
  • Langkah 4: Melakukan Perbaikan
  • Langkah 5: Mempertahankan Perbaikan

Langkah 1: Mempersiapkan Audit

a. Melibatkan Pengguna Pelayanan
  • Survey Kepuasan Pelanggan
  • Laporan Insiden
  • Cerita – cerita pasien secara individu atau umpan balik dari kelompok tertentu
  • Observasi Langsung terhadap Pelayanan
  • Percakapan Langsung
Contoh:
Hasil survey kepuasan pelanggan: pasien rawat inap banyak mengeluhkan bahwa dokter jarang visit.

b. Memilih Topik
  • Apakah topik berkaitan dengan biaya, volume, atau risiko yang tinggi bagi staf atau pasien?
  • Apakah terdapat bukti adanya masalah mutu yang serius, misalnya keluhan pasien atau angka komplikasi yang tinggi?
  • Apakah terdapat standar untuk topik tersebut (misal: panduan pelayanan klinis)? 
  • Apakah masalah tersebut memiliki peluang untuk dapat dirubah?
  • Apakah topik tersebut merupakan prioritas organisasi?
Contoh:
Dari hasil survey kepuasan pelanggan, topik yang dipilih adalah visit dokter spesialis ke pasien rawat inap.

c. Menentukan Tujuan
  • Untuk Memperbaiki…
  • Untuk Meningkatkan…
  • Untuk Memastikan…
  • Untuk Merubah…
Contoh:
Tujuan: Untuk Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui visit dokter yang sesuai dengan standar.

d. Membentuk Struktur
  • Program audit terstruktur (struktur organisasi, uraian tugas, program kerja, dll)
  • Tim dengan staf auditor yang berkualifikasi baik
e. Mengidentifikasi dan Mengembangkan Kemampuan untuk Proyek Audit
  • Kemampuan klinis
  • Kemampuan manajerial
  • Metode Audit
  • Analisa Data
  • Dll.
f. Mendorong dan Mendukung Partisipasi Staf dalam Audit
  • Tidak adanya komitmen dan keterlibatan staf akan mempengaruhi keberhasilan audit

Langkah 2: Memilih Kriteria

a. Menetapkan Kriteria
  • Kriteria adalah pernyataan jelas yang menetapkan apa yang diukur
  • Mewakili bagian pelayanan yang dapat diukur secara obyektif
Kriteria dapat diklasifikasikan menjadi tiga:
  • Struktur (Apa yang Anda Butuhkan): fasilitas fisik, peralatan, jumlah staf, keterampilan staf, struktur organisasi, dll.
  • Proses (Apa yang Anda Lakukan): komunikasi, asesmen, terapi, pembedahan, dokumentasi, dll.
  • Hasil (Apa yang Anda harapkan): kesembuhan, kepuasan pasien, efektifitas biaya, dll.
b. Menyusun Kriteria yang Valid
  • Berdasarkan Bukti
  • Berhubungan dengan Aspek Penting Pelayanan
  • Dapat Diukur
Contoh Kriteria:
Dokter mengases ulang pasien setidaknya setiap hari termasuk selama akhir pekan selama tahap perawatan dan pengobatan yang akut.

Klasifikasi kriteria ini adalah: Proses

Kriteria ini memenuhi syarat karena: berdasarkan bukti (standar akreditasi), penting untuk pelayanan, dan dapat diukur.

c. Tetapkan Tingkat Kinerja (Standar)
  • Tingkat Kinerja (Standar) adalah kriteria ditambah target yang harus dicapai.  Standar yang baik adalah yang berdasarkan pada praktek yang berbasis bukti.
Contoh Standar:
100% Asesmen ulang dilakukan setiap hari termasuk akhir pekan selama tahap perawatan dan pengobatan yang akut.

Langkah 3: Mengukur Tingkat Kinerja

a. Perencanaan Pengumpulan Data
Agar data yang dikumpulkan tepat dan hanya yang diperlukan, diperlukan beberapa detail berikut ini:
  • Kelompok pasien yang diaudit
  • Professional kesehatan yang terlibat
  • Periode waktu
Contoh:
Untuk melakukan audit asesmen ulang pasien rawat inap, diperlukan data catatan medis seluruh pasien yang masuk rawat inap dalam jangka waktu empat bulan terakhir.

b. Metode Pengumpulan Data
  • Perhitungan jumlah sampel
  • Jumlah pasien dalam periode waktu tertentu
Contoh: 
Penentuan besar sampel cara JCI:
  • Jika jumlah pasien / kasus yang diaudit per bulan ≤ 58, maka seluruhnya dipakai.  
  • Jika jumlah pasien / kasus yang diaudit per bulan ≥ 59, maka jumlah sampelnya adalah 58.
  • Cara mengambil sampel: menggunakan systematic random sampling.  Contoh: jumlah pasien sebulan ada 180.  Maka, sampel diambil dengan cara 180/58=3. Jadi, satu sampel diambil setiap kelipatan 3 sampai didapatkan 58 sampel.
  • Jika dikehendaki, jumlah sampel dapat diperbesar
c. Penanganan Data
  • Pengolahan Data
  • Analisa Data
  • Aspek Legal dan Etis
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa, dengan membandingkan antara data yang berhasil dikumpulkan dibandingkan dengan standar yang telah dibuat.

Contoh:
Dari hasil analisa data, didapatkan informasi bahwa 30% pasien tidak dilakukan asesmen ulang setiap hari.

Langkah 4: Melakukan Perbaikan

a. Identifikasi Penghalang Perbaikan
  • Takut
  • Pemahaman yang kurang
  • Moral yang rendah
  • Komunikasi yang buruk
  • Budaya
  • Mendorong terlalu keras
  • Konsensus tidak diperoleh
b. Menerapkan Perbaikan
  • Pendekatan sistimatis

Langkah 5: Mempertahankan Perbaikan

a. Pemantauan dan Evaluasi
b. Re-audit
c. Memelihara dan memperkuat perbaikan

Sumber:
  1. Principles for Best Practice in Clinical Audit, NICE 2002
  2. KMK RI Nomor 496/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis Di Rumah Sakit.
  3. Appendix I: Measure Sampling, Specification Manual for the Joint Commission International Library of Measures Version 2.0, effective for January 2013 discharges (1st Quarter 2013)

36 komentar:

  1. Dalam praktiknya, audit medis sulit dilaksanakan mengikuti langkah-langkah di ats.. karena komitmen dokter yang susah dipegang. Bagaimana cara mengatasi haal ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komitmen dokter untuk mengikuti standar memang sering menjadi masalah di banyak rumah sakit, terutama dimana tenaga dokter sangat terbatas. Namun demikian, prinsip peningkatan mutu tidak pernah menuntut perbaikan terjadi dalam sehari semalam. Yang diukur dari peningkatan mutu adalah perbaikan terus-menerus dari waktu ke waktu. Jadi, tak usah khawatir jika rumah sakit kita tidak sebaik rumah sakit lain saat ini, selama rumah sakit kita mengalami perbaikan mutu dari waktu sebelumnya, dan terus melakukan perbaikan. Kabar baiknya adalah, dengan standar akreditasi RS 2012 ini, semua rumah sakit harus menerapkan suatu program perbaikan mutu yang terus menerus. Hal ini tentu saja berdampak langsung kepada dokter. Karena, di rumah sakit manapun dokter itu praktek, mereka akan menemukan persyaratan yang sama. Sehingga, pada akhirnya mereka akan "terpaksa" mau mengikuti aturan yang ada. Bisa saja kita mengambil langkah yang lebih cepat untuk perbaikan mutu berkaitan dengan komitmen dokter ini, walaupun tidak selalu dapat dilakukan. Contoh: pilihlah ketua komite medik yang paling dihormati dikalangan dokter, sekaligus yang memiliki komitmen perbaikan mutu yang baik. Kemudian, untuk RS swasta, buatlah pemiliknya "sadar mutu" sehingga ikut mendorong perbaikan mutu. Nah, jika pemilik rumah sakit dan ketua komite medik sudah "sadar mutu" pekerjaan berikutnya akan lebih mudah. Karena bagaimanapun, perbaikan mutu adalah pekerjaan yang sangat efektif jika dimulai dari keteladanan pimpinan (top down).

      Hapus
  2. Thank you, I have recently been searching for information about this
    topic for ages and yours is the best I have found out so far.
    But, what in regards to the conclusion? Are you
    certain concerning the source?

    Stop by my webpage; Get the facts

    BalasHapus
  3. selamat siang dokter,
    salam kenal..
    saya lusy, saya bekerja di Rumah Sakit Prima medika pemalang sebagai Tim Akreditasi, saya mohon bantuan dokter untuk mengirimkan contoh dokumen SPO memberikan perlindungan terhadap kebutuhan privasi pasien.
    berikut alamat email saya: lusynoviaanjarsari@yahoo.com
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Lusy, contoh dokumen yang anda minta sudah dikirim ke alamat email anda, terima kasih.

      Hapus
    2. Dokter, bila tidak keberatan mohon share ke : hasyim_ars@yahoo.com, dokumen yang sama untuk Lusy, Terima kasih

      Hapus
    3. Dear pak Hasyim, contoh dokumen yang anda minta sudah dikirim ke alamat email anda, terima kasih.

      Hapus
  4. selamat pagi dokter, saya widi bekerja di RS Indera Bali. saya tertarik dengan topik audit medik ini. Jika boleh, saya diberikan contoh SPO audit medik, contoh formulir audit medik serta contoh tindak lanjut dari audit tersebut. Sebelumnya saya sampaikan terimakasih atas kesediaannya
    email saya: wideeyasa@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Widi, contoh dokumen yang anda minta sudah dikirim ke alamat email anda. SOP silahkan anda buat dengan referensi dari dokumen tsb. Formulir dapat anda buat sendiri, tidak harus mengikuti contoh yang ada. Contoh tindak lanjut (action plan) yang saya kirim adalah hasil akhir dari proses RCA, sehingga anda pun perlu memahami bagaimana RCA dilaksanakan. Terima kasih.

      Hapus
    2. Dokter, bila tidak keberatan mohon share ke : hasyim_ars@yahoo.com, dokumen yang sama untuk Widi, Terima kasih

      Hapus
    3. Dear pak Hasyim, contoh dokumen yang anda minta sudah dikirim ke alamat email anda, terima kasih.

      Hapus
    4. Dokter, sy dr. Lisa dr rsud siti aisyah lubuklinggau, bila tidak keberatan mohon dikirimkan dokumen yg sama dg sdr. Widi beserta contoh laporan audit medis ke chaafeeza@gmail.com. Terimakasih banyak

      Hapus
    5. Dear dr. Lisa, contoh dokumen yang anda minta sudah dikirim ke alamat email anda, terima kasih.

      Hapus
    6. Dokter, saya dr. Gaby dari RS Royal Prima, bila tidak keberatan mohon dikirimkan dokumen yang sama dg sdr. Widi ke email: gabydemitria321@gmail.com
      Terimakasih atas kesediaannya dokter.

      Hapus
    7. Dokter, saya Runni. Saya bekerja di RSUD M.Yunus Bengkulu.Bila berkenan mohon kirim dokumen yang sama dengan mba Widi dan mba lusy ke email runnikurnia@gmail.com. Terimaksih dokter.

      Hapus
    8. Dear Runni, contoh dokumen yang anda minta sudah dikirim ke alamat email anda, terima kasih.

      Hapus
    9. Yth dr. Taufik, saya bekerja di RS Medistra Jakarta sebagai komite PMKP. Mohon dikirim dokumen yang sama dengan widi ke email atpujanto@gmail.com. Terima kasih.

      Hapus
    10. contoh dokumen yang anda minta sudah dikirim ke alamat email anda, terima kasih.

      Hapus
    11. selamat siang dokter. saya zulfri. saya spi di rs persada malang. mohon dikirim dokumen yang sama ke email zulfri.rizky@gmail.com terimakasih

      Hapus
    12. selamat siang dokter, saya Risa dari RS Krakatau Medika Cilegon, kebetulan saya masuk kedalam TIM Akreditasi pokja PMKP, mohon untuk bisa dikirimkan dokumen tentang audit medis sama seperti yang diminta oleh mba Widiyasa, email saya raturisafistiani1175@gmail.com
      Terimakasih

      Hapus
    13. salam dok, Saya Prima dari RS Dr. Sitanala, Tangerang. RS kami sedang dalam persiapan akreditasi SNARS-ED1, kebetulan saya di komite medik. Mohon dengan hormat agar dapat dikirimkan dokumen yang sama ke email saya: prima_kartika@yahoo.com. Terima kasih sebelumnya

      Hapus
    14. Salam dokter.. ijin dokter,,, saya dr. Toni dari Temanggung. mohon dengan hormat agar dokumen seperti di atas juga dikirimkan ke alamat email saya. 91setyowibowo@gmail.com
      banyak terimakasih dok. salam

      Hapus
  5. Dok, tolong jg ya dikirimkan ke email sy mzakialamsyah@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Zaki, sebelumnya silahkan anda cantumkan nama RS tempat anda bekerja dan posisi anda, terima kasih.

      Hapus
  6. salam dokter
    saya heri bekerja di rs at medika palopo mohon dikirimkan juga SPO Audit Medik (heriwinarto72@gmail.com)
    sekian & terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Heri, apa yang saya tulis di atas sudah merupakan SOP. Silahkan anda pakai, terima kasih.

      Hapus
  7. Dokter untuk penentuan besar sampel audit itu sumber nya apa yaa,? Boleh minta file lengkapnya? Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Muflihatul, banyak sekali sumber yang dapat anda peroleh tentang cara penghitungan sampel. Silahkan anda browsing di internet, terima kasih.

      Hapus
  8. Slamat pagi dok... saya IPCN di Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Mataram... saya kesulitan dalam pembuatan laporan audit PPI, juga untuk laporan surveilan rumah sakit jiwa... Jika berkenan saya mohon contoh pembuatannya dok, Alamat email saya: sayalahchris@gmail.com

    BalasHapus
  9. assalamualaikum dok, mhon maag mengganggu dan tidak keberatan,mhon sgare ke danistricta@gmail.com.
    dokumen yang sama di minta oleh lusy,,,,,terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salam, silahkan anda cantumkan nama RS tempat anda bekerja, terima kasih.

      Hapus
    2. Dok, mhon maaf tdk menyertakan identitas saya, untuk di ketahui saya skrg sbg mahasiswa di univ islam indonesia dan konsentrasi Hukum kesehatan,nah mungkin barangkali dok bisa berbagi ilmu atau ap yg saya minta dlm mmahami seluk beluk dunia kesehatan,terima kasih...

      Hapus
  10. Sy dr. Agus S, apakah audit medik sama dengan audit klinis?

    BalasHapus
  11. Sy drg. Sari Arianti Ali bertugas di Puskesmas Manipi kab. Sinjai.. Sy sbg tim audit internal di t4 tugas sy.. Kalau boleh tolong dikirimkan cth formulir audit medis/klinis dan cth rencana tindak lanjut nya.. Email sy sariariantiali@gmail.com
    Terima kasih banyak sebelumnya..

    BalasHapus
  12. Mohon masukannya, bentuk tim audit klinik itu kira2 bagaimana ?? Misnya : Ketua, sekretaris, anggota lainnya. Tolong pencerahan, tentang beda audit klinis dan audit medis. Terimakasih. dr. P Sibarani, RUMKIT Tk IV Pematangsiantar

    BalasHapus
  13. Maaf Dok. Saya bekerja di Puskesmas . mohon kiranya bila gak keberatan kirim email tentang bagaimana cara dan laporan ttg Audit Klinis ke sandrawati.dr@gmail.com . Terimakasih.

    BalasHapus