Berikut ini adalah beberapa pelajaran perihal penerapan lean thinking yang diperoleh ketika kita menggunakan jasa penerbangan.
1. Appointment
- Penerapan di rumah sakit: rumah sakit dapat menerapkan online appointment untuk pasien rawat jalan dan rawat inap terencana. Dengan cara itu, beban call center dan admission akan jauh berkurang.
2. Check-in
Mereka juga sudah menggunakan online check-in. Cara inipun mengurangi secara signifikan tenaga front office dan menghilangkan antrian. Konsumen juga dibuat nyaman karena bisa melakukan check-in kapanpun dan dimanapun. Kalaupun kita tidak sempat online check-in, saat di bandara kita dapat menggunakan fasilitas mesin check-in otomatis yang bentuknya seperti ATM. Dengan demikian, petugas counter di bandara hanya melayani penumpang yang membawa bagasi, karena harus diidentifikasi dan ditimbang.
- Penerapan di rumah sakit: rumah sakit dapat menerapkan online check-in untuk pasien rawat jalan dan rawat inap terencana. Dengan demikian, beban perawat di rawat jalan jauh berkurang karena tidak perlu lagi mengingatkan dan memberi nomor urut kepada pasien, karena nomor urut sudah didapat saat online check-in. Demikian juga dengan rawat inap terencana, petugas admission tidak perlu lagi menerima pendaftaran, karena pasien sudah melakukan online check-in dan sudah mendapatkan nomor kamar. (Catatan: pembahasan tentang pengaturan kamar dapat dibaca di posting Lean Thinking Rawat Inap).
3. Penumpang Naik Pesawat Sesuai Jadwal
Hal ini terjadi karena batas waktu check-in dan batas akhir masuk pesawat sudah ditetapkan. Siapa saja yang terlambat check-in atau terlambat masuk pesawat sudah dipastikan tidak akan dapat melakukan penerbangan.
- Penerapan di rumah sakit: rumah sakit dapat menetapkan batas waktu “check-in” atau konfirmasi kedatangan pasien. Jika pasien tidak melakukan konfirmasi kedatangan, maka slot atau kamarnya dapat dipakai pasien lain. Sedangkan pasien tersebut dilakukan penjadwalan ulang di lain waktu.
4. Pesawat Sampai Tujuan Sesuai Jadwal
- Penerapan di rumah sakit: rumah sakit perlu menetapkan rata-rata lama konsultasi dokter di poliklinik per pasien per dokter; juga rata-rata lama rawat inap per diagnosis penyakit. Dengan cara ini, perencanaan waktu rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit dapat dikelola dengan baik (lihat posting Lean Thinking Rawat Jalan dan Lean Thinking Rawat Inap).
Nice!!!
BalasHapusSangat membantu...
BalasHapusTerima kasih atas kunjungan dan komentar anda.
Hapussangat membantu...
BalasHapusDear Azizah, terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.
Hapus